Tips
Agar anak betah di pesantren
Pesantren
adalah suatu lembaga pendidikan yang lebih menonjol dalam ilmu agama
spesifiknya lebih kepada pembelajaran-pembelajaran pengetahuan agama. Di
indonesia pesantren hampir ada diseluruh pelosok negeri bahkan di era digital
ini ada pesantren yang modern yang disebut boarding school yang mana
didalamnya juga diajarkan ilmu-ilmu umum. Perkembangan zaman inilah yang
melahirkan generasi-generasi penerus bangsa yang berlandaskan syariah dan
intelektual yang hebat kedepannya.
Semua
orang tua berharap anaknya menjadi sholeh dan patuh,terkadang orang tua itu
sendiri sibuk dengan pekerjaanya,sehingga sang anak tidak ada waktu untuk
mendapat pembelajaran dari orang tuanya. Oleh karena itu orang tua mencari solusi
untuk anaknya agar mendapat pendidikan dan bekal agama,sehingga memasukkan
anaknya kedalam pesantren,malah bagi orang tua yang berkecukupan tak
tanggung-tanggung pesantren modern-lah pilihannya. Namuan yang jadi masalahnya
“ apakah si anak mau di tinggal di pesantren ? .” berikut adalah
langakah-langkahnya :
1. Kenalkan
anak dengan pengetahuan agama.
Semua
orang tua tentunya tahu,bahwa kewajiban memberi pendidikan kepada anak terutama
pendidikan agama adalah kewajiban atasnya. Islam memerintahkan agar kita
mengajarkan ibadah shalat kepada anak kita ketika berusia 7 tahun. Jika orang
tuanya berlatar belakang pesantren atau setidaknya pernah belajar agama dan
mengerti,maka ia lebih mahir dalam memberi pendidikan atau arahan tentang
ibadah kepada anak-anaknya.
2. Katakan
pada anak anda “ pesantren itu kebun surga.”
Ketika
kita sebagai orang tua mengungkapkan kata-kata “pesantren itu kebun surga” maka
anak bertanya “ hah !!!, kenapa ayah,kenapa ma” disaat itulah kita
memeberi bayangan bahwa pesantren itu adalah tempat berkumpulnya orang-orang
sholeh,patuh pada peraturan,disiplin,dan bersosial.dan kita sebagai orang tua
tentu tau bagaimana cara memberi bayangan kepada anak kita sesuai karakternya.
3. Bawa
anak-anak sesekali kelingkunga pesantren.
Orang
tua zaman sekarang jarang kita temukan yang menjadikan hari libur kerjanya
untuk mengajak anaknya jalan-jalan ketempat-tempat agama, menziarahi ulama,dll.
Apalagi masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan hal ini seakang tidak
pernah terjadi.
4. Perhatikan
juga bakat dan minat anak.
Semua
anak memiliki bakat dan minat yang berbeda-beda,kita sebagai orang tua tidak
bisa dengan mudah memaksa kehendak dan kemauan anak-anak. Tetapi sebagai orang
tua kita harus bisa memantau dan membangun bakat dan minat. Walaupun anak-anaka
memiliki bakat dan minatnya masing-masing jangan sampai si anak tidak memahami
agama,walaupun sianka lebih dalam hal yang lain pebdidikan agama harus dinomor
satukan.
Terimakasih
sudah membaca semoga menambah wawasan kita,dan bagikan jika ingin orang lain
mengetahuinya ,Barakallah. Amin.