KEWAJIBAN TERHADAP JENAZAH

 KEWAJIBAN TERHADAP JENAZAH
Oleh : RAUDHATUL JANNAH
PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN AR RANIRY BANDA ACEH
2016

Syariat Islam mengajarkan bahwa setiap manusia pasti mengalami kematian yang tidak pernah diketahui kapan waktunya.Sebagai makhluk sebaik-baik ciptaan allah SWT dan ditempatkan pada derajat yang tinggi,maka Islam sangat menghormati orang muslim yang  meninggal dunia,oleh karena itu, menjelang menghadapi perhatian keharibaan Allah SWT orang yang telah meninngal dunia mendapatkan perhatian khusus dari muslim lainnya yang masih hidup.

   Dalam ketentuan hukum Islam bagi yang meninggal dunia hukumnya fardu kifayah bagi orang-orang muslim yang masih hidup untuk melaksanakan 4 perkara, yaitu memandikan,mengkafankan,menshalatkan dan menguburkan orang yang telah meninggal tersebut. Kami selaku pemakalah akan mencoba menguraikan dalam penjelasan berikut ini.

LANDASAN TEORI

Tajhizulmayat adalah merawat tau mengurus seseorang yang telah meninggal. Merawat ataumengurus mayat adalah fardhu kifayah, atau difardhukan kepada sekelompok muslim yang lainnya. Kewajiban-kewajiban tersebu tmeliputi :memandikan, mengkafankan, menyalatkan, danmenguburkannya.[1]


Tidak semua jenazah wajib dimandikan. Ada jenazah yang tidak wajib dimandikan, bahkan langsung dikuburkan dalam kondisi apapun. Adapun jenazah yang tidak wajib dimandikan adalah sebagai berikut :[2]

Orang yang matisyahid karena perang di jalan Allah swt. Seseorang yang mati di jalan Allah tidak wajib dimandikan dan dikafani, walaupun dalam kondisij unub.[3]

1.      Orang yang matip adasaat ihram dan kain kafanny aadalah baju ihramya.
2.      Bayi yang barulahir dan belum mengeluarkan suara.
3.      Selain jenazah yang disebutkan, maka semuanya tetap dimandikan dan di shalatkan.

Syarat wajib memandikan jenazah meliputi beberapa hal berikut:[4]
1.      Jenazah harus beragama islam.
2.      Didapati jasad atau tubuh jenazah walaupun sedikit.
3.      Bukan mati syahid.
4.      Orang yang berhak memandikan jenazah:[5]
5.       
Jika sijenazah sebelum meninggal telah berwasiat kepada seseorang  untuk memandikannya, maka orang itulah yang berhak memandikannya. Jika jenazah tidak mewasiatkan maka yang berhak memandikannya adalah keluarga terdekat. Tidak boleh orang yang memiliki dendam dengan jenazah atau keluarganya. Jika keluarga sijenazaht  tidak mampu maka boleh menunjuk seseorang yang lebih mengetahui ilmu dan hukum-hukumnya, serta dapat dipercaya (amanah).

Orang yang memandikan jenazah hendaknya orang yang mengerti ilmu merawa tjenazah, jujur, shalih, dan dapat dipercaya menyimpan rahasia serta dapat menjaga hal-hal buruk pada sijenazah.

Perlengkapan memandikan jenazah:[6]
1.      Tempat yang tertutup.
2.      Air yang suci menyucikan, dicampur wangi-wangian.
3.      Serbuk kapur barus untuk wewangian.
4.      Daun bidara.
5.      Cendana untuk wewangian.
6.      Sarung tangan atau handuk untuk membersihkan kotoran.
7.      Lidi/peralatan yang dapat digunaka nuntuk membersihkan kuku, telinga, dan hidung jenazah
8.      Handuk untuk mengeringkan badan jenazah setelah dimandikan.
9.      Debu yang suci menyucikan apabila tidak terdapat air yang suci menyucikan.

Cara memandikanmayat:

Nabi SAW bersabda yang artinya :“Dari Ibnu Abbas r.a.Sesungguhnya Nabi SAW bersabda mengenai orang orang yang mati terjatuh dari kendaraannya:Mandikan ia dengan air dan daun bidara”.(HR.Bukhari dan Muslim).

Adapun cara memandikan mayit adalah:
Apabila mayitnya laki-laki yang memandikannya juga laki-laki,dan jika perempuan yang memandikannya juga perempuan,dan lebih diutamakan kerabatnya yang terdekat.Kecuali bagi suami dan istri.Suami dipandang lebih utama memandikan istrinya yang meninggal begitu pula sebaliknya.
1.      Tempat mandi harus tertutup
2.      Siapakan air yang bersih dan suci,sabun,shampo dan wangi-wangian
3.      Pertama-tama dibersihkan dulu segala kotorandan najis yang mungkin melekat pada tubuh mayit
4.      Ratakan air ke seluruh tubuh si mayit,tiga kali atau lebih
5.      Siraman pertam dengan air sabun,dilanjutkan dengan air bersih yang suci lagi mensucikan,lalu siraman terakhir dicampur dengan wangi-wangian,misalnya kapur barus
6.      Terakhir mayit diwudhukan.
Bagi orang yang memandikan mayit harus menjaga rahasia,kalau ia dapatkan aib si mayit ketika sedang memandikannya.[7] Hal-hal yang harus diperhatikan ketika memandikan jenazah:[8] Ketika memandikanjenazah, dilarang menganiaya jenazah yang dapat menimbulkan kerusakan atau cacat tubuh. Bagi orang yang memandikanjenazah, di sunnahkan mandi setelah memandikan jenazah.

Adapuncaramengkafankanjenazahyaitu :
1.      Kain kafan hendaklah yang berwarna putih,bersih, dan suci
2.      Kedua tangan mayit diletakkan diatas dadanya,tangan kanan diatas tangan kiri,disedekapkan.
3.      Bagi mayit laki- laki sebaiknya terdiri dari 3 lapis kain,masing-masing dapat menutupi seluruh tubuh mayit.Ada yang berpendapat ditambah dengan satu sorban lagi.
4.      Bagi mayit perempuan sebaiknya terdiri dari lima lapis kain yang dapat menutupi seluruh badannya,atau dua lapis kain putih,satu sarung(kain basahan) satu kebaya dan satu kerudung.
Diterangkan pula dalam hadits Nabi SAW yang artinya :

“Dari Laila Binti Qanif, ia berkata :Saya termasuk orang yang ikut memandikan Ummi Kultsum putri Rasulullah SAW.Ketika wafatnya yang mula-mula diberikan Rasulullah SAW., kepada kami ialah kain basahan,lalu baju,terus kerudung,kemudian kain yang menutup seluruh badannya.Laila berkata : “Sedangkan Rasulullah SAW berdiridi depan pintu membawa kain kafannya dan memberikannya sehelai-helainya”.(HR.Muslim dan Bukhari).[9]

Ada beberapa orang yang tidak boleh di shalatkan:[10]
1)      Para syuhada
2)      Bayi yang gugur sebelum 4 bulan di dalam kandungan.
Syarat-syarat shalat jenazah:
Sama seperti shalat lainnya Jenazah yang hendak dishalatkan sudah dimandikan dan dikafani.Letak jenazah di sebelah kiblat orang yang menshalatkannya, kecuali jika shalat dilakukan diatas kuburan atau shalat ghaib.
Tata cara shalat jenazah

Shalat jenazah dilakukan dengan cara berdiri, tanpa ruku’ dan tidak pula sujud
Berniat mengerjakan shalat mayit dengan 4 takbir. Niat tempatnya di dalam hati.

“Aku berniat shalat jenazah atas mayit( laki-laki) ini dengan 4 kali takbir fardu kifayah karena Allah taala. Allah maha besar”. Dan seterusnya jika mayit perempuan diniatkan menggunakan kata “ perempuan”.

Setelah takbiratul ihram, membaca surat al-Fatihah, lalu takbir yang kedua.
Setelah takbir yang kedua baca shalawat atas nab.
Setelah itu takbir yang ketiga. Lalu doa.
Setelah itu takbir keempat. Lalu doa selanjutnya.
Lalu ditutup dengan salam.


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menguburkan jenazah adalah :
Liang kubur diperkirakan sekurang-kurangnya bau mayit tidak tercium sampai keluar,atau jangan sampai bisa dibongkar binatang buas.Dianjurkan dengan memakai liang lahat,yakni dibagian bawah sebelah barat(arah kiblat) kira-kira digali cukup untuk badan mayat. Mayit dimiringkan diatas lambung kanan,tepat dilian lahat menghadap kiblatBagian kepala atau pipi si mayit hendaklah menyentuh tanah(diberi bantal tanah) karena itu bagian tanah yang menutup muka supaya sedikit dibuka dan supaya dapat dibuka talinya agar menyentuh tanah.Kemudian liang lahat itu ditutup dengan tanah atau sejenisnya.
Selanjutnya liang kubur ditimbun atau tanah galiannya dikembalikan, bagian atas lebih ditinggikan dari sekitarnya berbentuk datar, tidak dimunjugkan.

Takziah adalah menjenguk orang yang meninggal dunia untuk mengatakan belasungkawa kepada keluarganya, serta memberi penghormatan terakhir kepada orang yang teah dipanggil menghadap kehadirat Allah Swt.[11]
Takziahhukumnya sunnah.Yaitu sejak meninggalnya si mayit sampai 3 hari setelahnya. Dalam bertakziah hendaklah memperhatikan adab-adab berikut :
~        Ketika bertemu dengan keluarga yang berduka cita hendaklah menganjurkan supaya bersabar tidak berkeluh kesah dan mendoakan si mayit agar diberi ampunan oleh Allah taala.
~        Jangan mengeluarkan kalimat atau perkataan yang dapat membuat kelurga yang ditinggalkan berduka cita
~        Hendaklah jangan bergurai dan tidak berbicara yang tidak berguna
~        Jauhilah perbuatan yang tidak penting untuk dilakukan
~        Hendaklah ikut mengurusi si mayit sampai selesai menguburkannya.

Dan dalam berziarah ke kuburan si jenazah hendaklah:

Membaca Al fatihah untuk Nabi SAW,semua para nabi dan rasul,para syuhada dan khususnya pada jenazah yang dimaksudkan. Membaca ayat-ayat Alquran seperti yasin,alfalaq,an nas,ayat kursi dan lainnya Dilakukan dengan khusyu dan akhirilah  dengan doa permohonan kepada Allah agar pahala dari apa yang dibaca itu dikirimkan kepada si mayit di dalam kubur. Jangan menciumi dan memelas nisan-nisan seolah ingin berharap sesuatu pada si mayit tersebut Jangan meminta sesuatu pada si ahli kubur karena itu perbuatan syirik. Hindari mencoret-coret batu nisan apalagi mengambilnya untuk dijadikan suatu jimat. Hindari duduk tepat diatas batu nisan atau tepat diatas pemakaman si mayat. Sesudah ziarah hendaklah lansung pulang dengan membawa kesan ingat kepada kematian dan alam akhirat.[12]
Daftar Pustaka :

Al-Albani, Muhammad Nashiruddin. 1999. TuntunanLengkapMengurusJenazah. Jakarta:GemaInsani Press.
Ilmy, Bachrul. 2008. Pendidikan Agama Islam untukKelas XI SMK. Bandung: Grafindo Media Pratama.
S, Sa’adah. 2006. MateriIbadah (MenjagaAqidah Dan Khusyu’ Beribadah). Surabaya: Amelia.
Abdul, SyukurWaid. 2014. BukuLengkapMengurusJenazah. Jogjakarta: Sabil.


END NOTE


[1]Sa’adahS,MateriIbadah  (MenjagaAqidah Dan Khusyu’ Beribadah), (Surabaya : Amelia, 2006) hlm. 162
[2]Syukur Abdul Waid, M. Ag,BukuLengkapMengurusJenazah,(Jogjakarta : Sabil, 2014),hlm. 38-40

[3]Al-albani, Muhammad nashiruddin, Tuntunan Lengkap Mengurus Jenazah,(Jakarta: gemainsani press,1999) hlm.67
[4]BachrulIlmy,Pendidikan Agama Islam UntukKelasXI SMK(Bandung: Grafindo Media Pratama,2008), hlm.117
[5]Syukur Abdul Waid, M. Ag,BukuLengkap…,(Jogjakarta : Sabil, 2014),hlm.42-45
[6]Syukur Abdul Waid, M. Ag,BukuLengkap…,(Jogjakarta : Sabil, 2014),hlm.46
[7]Sa’adah S, Materi…,( Surabaya : Amelia, 2006) hlm.162
[8]Syukur Abdul Waid, M. Ag,BukuLengkap…,(Jogjakarta : Sabil, 2014),hlm.53
[9]Sa’adah S, Materi…,( Surabaya : Amelia, 2006) hlm. 163
[10]Syukur Abdul Waid, M. Ag,BukuLengkap…,(Jogjakarta : Sabil, 2014),hlm.81
[11]Syukur Abdul Waid, M. Ag,BukuLengkap…,(Jogjakarta : Sabil, 2014),hlm.21
[12]Sa’adah S, Materi…,( Surabaya : Amelia, 2006) hlm.170-

Cari Berita Lainnnya

Yusrizal Bungie. Diberdayakan oleh Blogger.

Entry Populer

Upload Terbaru

5 Hal Yang Harus Kamu lakukan Agar Betah Di Pesantren